Kisah Ispiratif

Jumat, 19 November 2010

Ujian Pertama di Pagi Hari


Jalan dakwah tak pernah sepi dari apa yang namanya halangan dan rintangan. Ketika seorang muslim terlebih seorang remaja yang menjdai aktivis dakwah, halangan dan rintangan seakan tak pernah berhenti untuk menghalang-halangi dakwah tersebut. Seperti yang dialami oleh seorang pemuda yang berusaha mengabdi kepada agama, berdakwah mengenalkan Islam di tengah godaan hawa nafsu yang melanda seorang remaja. Namanya Sofyan Nur Rohim
Kisah Ini bermula ketika dia menjalankan tugas dari sekolahnya untuk menghadiri undangan seminar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, tepatnya di Dinas Kabupaten Sragen. Maklum, di samping dia adalah aktivis Rohis yang terkenal kuat dan tegas di sekolahnya, dia juga aktivis OSIS yang mempunyai pengaruh besar di organisasi tersebut. Banyak guru yang menaruh perhatian pada remaja ini, karena walaupun dia seorang aktivis organisasi tetapi kemampuan dan prestasinya di bidang akademik juga secemerlang karirnya di organisasi. Jarang sekali Sofyan mendapat nilai tujuh, rata-rata nilainya di atas tujuh. Ini membuktikan bahwa seorang aktivis harus bisa mengimbangi semua kegiatannya agar tidak ada satu bidang yang terabaikan. Ini sebenarnya yang menjadi permasalahan banyak aktivis. Mereka Berjaya di organisasi tetapi ternyata sangat menyayangkan perstasinya dalam keakademikan. Sungguh hal yang sangat memprihatinkan.
Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB, ini berarti Sofyan dan keempat temannya harus segera berangkat ke tempat seminar tersebut. Jumlah siswa yang mewakili sekolah tersebut ada enam orang, terdiri dari tiga orang laki-laki dan tiga orang wanita. Tentunya mereka berangkat menggunakan sepeda motor dan mestinya juga boncengan, karena yang membawa motor ketika itu cuma 3 orang, itu pun laki-laki semua yang membawa. Nah, ini menjadi ujian pertama bagi Sofyan pada hari itu.
“Aku harus membonceng seorang wanita atau cewek yang jelas-jelas bukan mahram. Itu tentu suatu larangan agama, dan jelas saya tahu.” Pikir Sofyan dalam hati. Sofyan masih mencari-cari kalimat yang tepat untuk menghindari hal-hal yang bisa menimbulkan fitnah tersebut.
“Eh maaf.” Sofyan memulai percakapan dengan teman-temannya.
“Ya da apa Sof.”
“Begini, kan sepedanya ada tiga sedangkan kita ada berenam, jelas kita pasti boncengan. Tapi aku punya usul bagaimana jika aku boncengan dengan Budi, sedang Dodi dengan Rini, trus Rita dengan Mifta, gimana ?” terang Sofyan kepada teman-temannya yang sedang merapikan jaket mereka.
“Waduh Sof, apa kamu nggak salah, Rita dan Mifta kan cewek, masak kamu tega gebiarin mereka naik sepeda boncengan boncengan di jalan raya?” Ucap Doni yang agaknya tidak setuju dengan usul Sofyan.
“Ya Nggak apa-apa lah, kan Mifta juga sudah bisa naik sepeda motor dan juga dia sudah punya SIM”. Tegas Sofyan mempertahankan usulannya.
“Tapi kan….”

**** Bersambung

2 komentar:

Irin_Faoziawati_SH mengatakan...

sambungannya... ^_^

Hidup Ini Pilihan mengatakan...

sambungannya dah jadi tpi ada error jdi nggak bisa ditampilkan ...