Kisah Ispiratif

Sabtu, 30 Oktober 2010

SERING MEMANGKU LAPTOP = KETIDAKSUBURAN


Bagi pelajar terutama mahasiswa, laptop bukan menjadi barang yang asing atau barang mewah. Malainkan barang yang lumrah dan hampir pada tiap tempat serta kesempatan, ada saja mahasiswa yang beraktvitas dengan komputer mini yang dapat dijinjing ini. Entah hanya ngetik tugas, main game, menjelajah dunia maya, bahkan hanya sekedar memutar winamp saja. Sepertinya sudah menjadi gaya hidup yang jika sehari saja tidak otak-atik laptop terasa ada yang kurang.
            Sesuai dengan namanya, laptop biasa digunakan dengan cara dipangku di atas paha (lap=pangkuan). Tetapi perlu diperhatikan khusunya bagi LAKI-LAKI, ternyata katika kita mamangku laptop di pangkuan kita, hal tersebut menyebabkan terjadi pemanasan pada daerah skrotum atau biasa disebut buah pelir. (abc news)
            Ini bukan sekedar opini sembarangan yang tidak perlu diperhatikan bahkan diabaikan. Karena sesuai dengan pepatah kesehatan,”Mencegah lebih baik daripada mengobati”. Nah ini yang harus diperhatikan. Jika kurang yakin dengan keterangan di atas. Kita akan paparkan bahwa para peneliti dari State University of New York, Amerika Serikat yang diketuai oleh Dr. Yefim Sheynkin, Direktur Male Infertility and Microsurgery, menyimpulkan bahwa panas yang dipancarkan laptop bisa meningkatkan resiko KETIDAKSUBURAN bagi pria. Hal ini terjadi pada pria yang sering memakai laptop sembari dipangku.
            Penemuan yang dimuat dalam jurnal Human Reproduction, Eropa, menunjukkan bahwa memangku laptop akan menaikkan temperatur skrotum antara 2,6 – 2,8 derajat celcius. Kenaikan temperature skrotum 1 – 2,9 derajat Celcius dapat berdampak buruk pada pembentukan sperma dan menurunkan tingkat kesuburan. Penelitian ini dilakukan selama satu jam dengan melibatkan 29 pria sehat berusia 21 sampai 35 tahun. Setelah suhu awal tubuh mereka diukur , para pria itu duduk. sebagian ada yang memangku laptop yang menyala dan sebagian lain tidak.
            “Kami menemukan bahwa temperatur skrotum naik 2,1 derajat ketika para pria duduk dengan kaki menutup untuk memangku laptop. Temperatur ini naik menjadi 2,6 – 2,8 derajat saat laptop mulai dinyalakan. Ini menunjukkan gejala Hypertemia (kelebihan panas) pada skrotum, baik karena posisi kaki, maupun karena adanya panas dari laptop yang digunakan.” Demikian menurut Dr. Sheynkin. (Majalah Arisalah)
            Namun Dr. Yefim Sheynkin belum bisa menentukan berapa batas aman bagi seorang untuk memangku laptop. Beliau berencana untuk melakukan penelitian kembali agar bisa memastikan batas aman bagi seseorang untuk memangku laptopnya saat beraktivitas.
            Walaupun hasil penelitian yang selanjutnya belum diumumkan. Alangkah baiknya kita mulai berhati-hati dan jangan sering-sering memangku laptop guna menjaga kesehatan sperma kita. Ya minimal kalau memang harus memangku laptop usahakan jangan terlalu lama dan jika bisa di bawah laptop dikasih bantalan apa gitu. Bisa dikasih tas, papan atau yang lainnya agar panas yang dihasilkan latop itu tidak langsung mengenai paha kita. Ok. Semoga bermanfaat. Rnd

Ketulusan Dakwah


Ketika dakwah tak menarik lagi untuk dipertahankan. Di saat cinta dunia telah menggelapkan pandangan iman. Hati yang dulunya penuh dengan ketenangan islam, sekarang berubah seakaan manisnya iman tak pernah singgah di hati walau hanya sebentar. Dulu nafas ini selalu terhembus beriringan dengan hembusan dakwah. Senyum ini terukir untuk dakwah. Niat yang dahulu bersih yang tertuju demi meraih ridho-Nya, sekarang telah berlumur dengan noda-noda dunia. Sujudku sudah tak senikmat dulu, doaku tak sekhusuk waktu itu, mulut ini sudah kering dari lantunan ayat-ayat Illahi dan dzikir guna mengingat Sang Abadi.

Ya Allah, apa yang sedang menimpa diriku ini. Di kala saudara-saudaraku se-islam dan se-iman sedang berjuang mati-matian untuk membuktikan cintanya pada-Mu. Waktu mereka habis untuk menyampaikan risalah-Mu. Keringat mereka menetes dan sekalipun keringat itu berganti dengan darah, mereka akan rela demi maraih cinta-Mu ya Robb. Sepenuh harta dan jiwa mereka serahkan pada-Mu ya Robb. Siang mereka benar-benar berjuang mengeluarkan seluruh tenaganya untuk dakwah. Panasnya sengatan matahari tak mereka hiraukan. Semangat untuk berdakwah sama sekali tak mereka kendorkan. Tetapi ada apa dengan aktivis-aktivis dakwah ini ya Allah. Ibadah mereka sudah berada jauh dari rata-rata. Semangat dakwah mereka seakan tak kenal padam dan terus membara. Tetapi ketika malam sudah menggantikan siang. Bulan pun sudah membuktika kegagahannya. Di tengah orang-orang terlelap berselimut kehangatan malam. Mereka merelakan diri untuk bangun dan bersujud kepada-Mu dengan penuh kekusyukan. Derai airmata mengiringi setiap lantunan ayat yang meraka baca. Airmata meleleh ketika doa-doa dipanjatkan. Permohonan ampun selalu mereka ucapkan. Isak tangis selalu mengiringi gerakan bibir yang memanjatkan doa dan ampunan.

Sebegitu takutnyakah mereka pada-Mu ya Allah, padahal apa yang telah mereka korbankan sangatlah besar. Ada apakah yang isa membuat mereka sebegitunya takut pada-Mu ya Robb. Seharusnya dengan kerja kerasa dan segala pengorbanan yang mereka tujukan kepada-Mu, sudah lebih dari cukup untuk membuat pera aktivis dakwah ini tenang. Sudah lebih dari cukup untuk mereka dapat menikmati sepenuhnya malam dengan dengan ditemani selimut kehangatan.
Ya Allah, diriku sangatlah malu melihat realita yang seperti ini. Niat dakwahku telah terkotori di tengah niat dakwah saudara-saudaraku begitu suci. Ketika aku menggembor-gemborkan dakwahku walau sebenarnya baru sangat sedikit, dibanding mereka yang berdakwah siang malam tetapi tidak pernah menunjukkan kerja kerasnya untuk dilihat oleh orang lain. Ketika diriku telah merasa tenang dan aman dari siksa-Mu ya Allah karena aku mengira bahwa kerja kerasku di dunia dakwah ini sudah cukup untuk menyelamatkanku dari siksa-Mu, tetapi ya Robb, mengapa mereka masih saja terus meminta ampun berlinang air mata. Bukankah usaha dan kerja kersa meraka sudah sangat besar ya Allah.

Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini yang selalu bangga dengan usaha kecil dalam dakwah ini. Diriku yang selalu riya’ dalam menjalankan tugas mulia ini. Hati ini sangatlah kotor ya Allah. Ya Allah, dengan segala kehinaan yang aku miliki, jika Engkau masih memberi kesempatan padaku untuk berubah dan memperbaiki segala perbuatanku selama ini. Aku kan berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa memperbaharui dan memperbaiki niat yang kotor ini. Ya Allah, jangalah Engkau panggil diriku dengan keadaan seperti ini. Keadaan yang masih sangat-sangat tidak pantas untuk menghadap-Mu. Ya Robb, berilah aku kesempatan.

Rendi Handoko

Ketika Nilai Tak Seindah Harapan



                Sobat, banyak diantara kita mungkin mendapati nilai pelajaran atau mata kuliah kita jauh dari apa yang kita harapkan. Alih-alih mendapat nilai yang memuaskan, tetapi ternyata kenyataan belum berpihak pada diri kita.
                Sebenarnya mudah untuk menyikapi hal sepert ini. Kita tidak harus terus menerus larut dalam penyesalan bahkan sampai-sampai prustasi dan malas untuk belajar. Dulu Thomas Alfa Edison juga pernah melakukan banyak kesalahan dalam percobaannya. Tetapi apakah dia menyerah hanya karena melakukan kesalahan. Kalau saja ia menyerah pada waktu itu, maka namanya tidak akan dikenal sampai sekarang. Tetapi dia belajar dari kesalahan tersebut. Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan jatuh pada lubang yang sama. Nah itu yang ia terapkan. Ketika ia mencoba sebuah cara dan ternyata cara itu salah, maka ia tidak akan mencoba cara itu untuk kedua kalinya. Berawal dari sebuah kesalahan maka ia mendapatkan ilmu baru, bahwa ternyata jika kita melaku ini hasilnya akan begini. Nah itulah yang Thomas terapkan.
                Nah sobat, jika memang kali ini nilai kita tak seindah harapan kita, mari berawal dari nilai tersebut kita melangkah dan berlari untuk mencapai tujuan kita dengan lebih baik. Jadikan nilai itu sebagai pengalaman dan sejarah kita. Kita perlu membaca sejarah, tetapi yang paling penting adalah Bagaimana kita dapat mengukir sejarah. Yang berlalu biarlah berlalu, masa depan menanti dirimu.
                Azzamkan pada diri kita, bahwa kita ada dan kita bisa. Mari kita buktikan pada semua orang bahwa kita bukan orang yang biasa-biasa saja, tetapi kita adalah orang yang LUAR BIASA. Tetap semangat dan optimis serta yakin bahwa kita bisa. 
*Rendi Handoko